Pendahuluan
Sejak pandemi COVID-19 melanda dunia, vaksin menjadi topik yang sangat populer. Namun, vaksin sudah digunakan selama berabad-abad untuk mencegah penyakit berbahaya. Ada berbagai jenis vaksin yang tersedia, masing-masing dengan cara kerja yang berbeda-beda. Dalam artikel ini, kami akan membahas macam-macam vaksin yang ada dan bagaimana mereka bekerja.
Vaksin Inaktif
Vaksin inaktif mengandung virus atau bakteri yang telah dimatikan dengan bahan kimia atau panas. Ketika vaksin ini disuntikkan ke dalam tubuh, sistem kekebalan tubuh mengenali virus atau bakteri yang mati itu sebagai benda asing dan mulai memproduksi antibodi untuk melawan mereka. Antibodi ini akan tetap ada dalam tubuh untuk melindungi dari infeksi di masa depan.Contoh vaksin inaktif termasuk vaksin polio dan vaksin hepatitis A.
Vaksin Hidup Lemah
Vaksin hidup lemah mengandung virus atau bakteri yang telah dilemahkan sehingga tidak menyebabkan sakit yang serius. Ketika vaksin ini disuntikkan ke dalam tubuh, virus atau bakteri tersebut masih dapat berkembang biak dalam tubuh, tetapi tidak menyebabkan penyakit yang parah. Tubuh akan merespons virus atau bakteri yang dilemahkan ini dengan membuat antibodi untuk melawan mereka.Contoh vaksin hidup lemah termasuk vaksin campak, rubella, dan flu nasal.
Vaksin Subunit
Vaksin subunit mengandung bagian-bagian dari virus atau bakteri yang telah dipilih karena mereka paling mungkin memicu produksi antibodi dalam tubuh. Bagian-bagian ini dapat berupa protein atau gula di permukaan virus atau bakteri. Ketika vaksin ini disuntikkan ke dalam tubuh, sistem kekebalan tubuh akan mengenali bagian-bagian ini sebagai benda asing dan mulai memproduksi antibodi untuk melawan mereka.Contoh vaksin subunit termasuk vaksin hepatitis B dan vaksin HPV.
Vaksin mRNA
Vaksin mRNA adalah jenis vaksin terbaru yang digunakan untuk melawan COVID-19. Vaksin ini bekerja dengan cara mengirimkan pesan ke dalam sel untuk memproduksi protein spike di permukaan virus COVID-19. Tubuh kemudian mengenali protein ini sebagai benda asing dan mulai memproduksi antibodi untuk melawan mereka.Vaksin mRNA tidak mengandung virus hidup atau mati, sehingga tidak berpotensi menyebabkan infeksi. Vaksin ini juga tidak mengubah DNA Anda.
Vaksin DNA
Vaksin DNA bekerja dengan cara menyuntikkan DNA yang memuat informasi untuk membuat protein yang diinginkan ke dalam sel tubuh. Sel tubuh kemudian menggunakan informasi ini untuk membuat protein yang dimaksud. Tubuh kemudian mengenali protein ini sebagai benda asing dan mulai memproduksi antibodi untuk melawan mereka.Vaksin DNA masih dalam tahap pengembangan dan belum banyak digunakan.
Kesimpulan
Ada banyak jenis vaksin yang tersedia, masing-masing dengan cara kerja yang berbeda-beda. Menggunakan vaksin adalah cara yang efektif untuk mencegah infeksi penyakit yang berbahaya. Penting untuk mendiskusikan jenis vaksin yang tepat untuk Anda dengan dokter Anda.
FAQ
1. Apakah vaksin selalu aman untuk digunakan?
Tidak ada obat atau vaksin yang sepenuhnya aman untuk digunakan. Namun, vaksin telah melalui serangkaian uji coba dan dikatakan aman untuk digunakan dalam populasi yang tepat.
2. Apa yang harus saya lakukan jika saya mengalami efek samping setelah menerima vaksin?
Jika Anda mengalami efek samping setelah menerima vaksin, segera hubungi dokter Anda. Efek samping dari vaksin biasanya ringan dan hilang dalam beberapa hari.
3. Apakah saya masih perlu vaksin jika saya sudah pernah terkena penyakit tersebut sebelumnya?
Ya, Anda masih perlu vaksin meskipun Anda sudah pernah terkena penyakit tersebut sebelumnya. Vaksin membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh Anda dan melindungi dari infeksi di masa depan.
4. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk vaksin menjadi efektif?
Waktu yang dibutuhkan untuk vaksin menjadi efektif bervariasi tergantung pada jenis vaksin dan individu. Beberapa jenis vaksin membutuhkan beberapa dosis sebelum efektif.
5. Apakah vaksin dapat menyebabkan autis?
Tidak, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa vaksin menyebabkan autis. Klaim ini telah dibuktikan salah oleh banyak studi ilmiah.