Apakah hari Nyepi itu?
Sejarah Hari raya Nyepi awalnya dulu kala dirayakan sejak adanya kemenangan suku Saka yang dipimpin oleh Raja Kaniskha I yang menjadi raja turunan Saka pada tanggal 1 (satu hari sesudah tilem) bulan 1 (caitramasa) tahun 01 saka, tepatnya pada bulan maret tahun ke- 78 Masehi. Dengan demikian, sejak saat itu, masyarakat agama Hindu memperingati tahun baru Saka dengan cara perayaan Nyepi yang dimaknai sebagai hari kebangkitan, kebersamaan, toleransi, pembaharuan, dan kerukunan nasional. Berdasarkan kalender Saka untuk tahun 2022, hari raya Nyepi diselenggarakan tepatnya pada tanggal 03 Maret 2022. Makna kata Nyepi yaitu berasal dari kata sunyi, tenang, senyap, dan tidak ada aktivitas.
Hari raya Nyepi ialah perayaan tahun baru bagi umat agama Hindu. Adapun untuk tradisi penyelenggaraan perayaan hari raya Nyepi ini biasanya dilaksanakan dengan berbagai ragam rangkaian upacara keagamaan. Untuk kegiatan rangkaian upacara tersebut dilakukan beberapa hari sebelum diselengggaranya hari raya Nyepi.
Pada perayaan hari raya Nyepi, semua umat agama hindu berkeinginan hanya untuk berdiam diri saja di rumah sambil fokus beribadah tanpa melakukan aktivitas lain apalagi sampai ke luar rumah. Adapun dalam menjaga ibadah agar lebih khusyuk, semua akses jaringan komunikasi internet, tv, sampai jaringan atm pun dimatikan untuk sementara saja. Seperti contohnya di daerah Bali, yang dominan warganya menganut agama Hindu. Mereka semua fokus untuk melaksanakan kegiatan hari raya Nyepi. Biasanya apapun kegiatan di bali ditiadakan untuk sementara, seperti warung makan, pasar, mall, dan bandara pun ditutup. Namun khusus rumah sakit masih tetap beroperasi seperti hari biasanya.
Apa Tujuan Perayaan Hari Raya Nyepi?
Tujuan dari kegiatan perayaan hari raya nyepi tersebut ialah untuk memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk menyucikan bhuana alit (alam manusia) dan bhuana agung (alam semesta). Selain itu juga ketika perayaan hari Nyepi ada beberapa aturan yang harus ditaati.
Aturan pertama ialah adanya larangan untuk menyalakan api yang disimbolkan dengan menyalakan lampu. Ini maksudnya agar tidak mengeluarkan sifat amarah. Selain itu juga larangan melakukan kegiataan berhura-hura atau bersenang-senang. Adapun untuk aturan kedua ialah adanya larangan melakukan pekerjaan pada perayaan tersebut. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan perayaan hari raya Nyepi selain tujuannya menyucikan alam, nyepi juga kegiatan memanjatkan doa dan sambil merenung untuk menyucikan diri.
5 ritual perayaan Nyepi ialah sebagai berikut :
- Upacara Melasti
Kegiatan Upacara Melasti yaitu menyucikan alam manusia (bhuana alit) dan alam semesta (bhuana agung). Upacara melasti ini diselenggarakan di sumber air suci, biasanya dilakukan dengan cara sembahyang menghadap ke laut.
- Menghaturkan Pemujaan
Setelah pelaksanaan Upacara Melasti, umat agama hindu menuju ke balai agung atau pura di dekat desa mereka. Mereka menghaturkan bhakti atau pemujaan sesuai tujuan utama perayaan hari raya nyepi.
- Tawur Agung
Dalam bahasa jawa, tawur artinya saur. Sedangkan dalam bahasa Indonesia dimaknai artinya melunasi hutang. Di setiap pemukiman, mengandung lambang dalam menjaga keseimbangan. Keseimbangan yang dimaksud ialah buana alit, buana agung, manusia bhuta, keseimbangan dewa, serta mengubah kekuatan bhuta menjadi dewa yang mempunyai harapan agar dapat memberi kedamaian dan sejahtera.
Kemudian dilanjutkan dengan mebuu-buu di setiap rumah tangga perdesaan tersebut. Tujuannya membersihkan lingkungan dari pengaruh bhuta kala, yang merusak kemakmuran, kesehatan, kehidupan, dan kesuburan. Acara tersebut dihadiri oleh ogoh-ogoh yang menjadi simbol bhuta kala dan sambil menunjukkan kreativitas seni budaya adat bali.
- Nyepi
Kegiatan catur brata penyepian yang terdiri dari amati karya, amati geni, amati lelanguan, dan amati lelungan. Amati karya ialah larangan melakukan pekerjaan. Amati geni larangan menghidupkan api, lampu, dan sifat marah. Amati lelanguan yaitu larangan bersenang-senang. Kemudian amati lelungan yaitu larangan kegiatan perjalanan keluar rumah.
- Ngembak Geni
Ngembak Geni mengawali adanya aktivitas baru dengan mesima krama di lingkungan keluarga, tetangga, dan lingkungan luar lainnya. Mesima krama artinya dialog antarsesama tentang sesuatu yang baru terjadi, sudah terjadi dan masa yang akan datang. Selain itu juga kegiatan ini membicarakan tentang bagaimana cara meningkatkan kehidupan lahir batin di masa akan datang dengan berdasarkan sebuah pengalaman.