Padi “Amphibi” Untuk Lahan Banyak Air atau Kering
Padi Amphibi pengembangan dari Fakultas Pertanian UGM disiapkan untuk dapat ditanam di lahan yang basah, banyak air, atau lahan kering, sedikit air. Mengingat cuaca untuk lahan pertanian di Indonesia yang tidak menentu sangat membuat padi ini bisa pilihan terbaik untuk petani.
Padi “Amphibi” diharapkan dapat memiliki hasil yang tinggi dan adaptif terhadap perubahan iklim dan cuaca lokal. Dimana penanaman padi di Indonesia menggunakan media penanaman sawah dan tadah hujan agar dapat memberikan produktivitas sama baiknya.
Padi ‘Amphibi’ Gamagora akan menjadi inovasi penting yang dapat mendukung pengkayaan pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam pengembangan kultivar padi sawah unggul. Kepanjangan dari Gamagora sendiri adalah Gadjah Mada Gogo Rancah.
Uji Multilokasi Padi “Amphibi” di 8 Lokasi
Menurut Tim peneliti dari Fakultas Pertanian UGM yang diketuai oleh Dr. Ir. Taryono, padi ini tengah diuji di delapan lokasi pada sawah dan enam lokasi pada tanah tadah hujan. Kegiatan uji multilokasi untuk mendapatkan izin edar dan izin rilis varietas baru dari Kementerian Pertanian.